Motivasiku Menjadi Entrepeneur Bag. 1 (Keluarga)


Niat berwirausaha aku dapatkan dari guru pertamaku. Guru terbaikku yang mengajari segalah hal tentang dunia ini. Yap, tentusaja mereka adalah kedua orang tua.


Ibuku seorang ibu rumah tangga biasa. Siapa sih yang tidak tahu ibu rumah tangga itu kerjaannya seperti apa? Kita sebagai anak tentu bisa melihat kesibukan ibu kita dirumah atau malah kita juga yang membuat tambah sibuk ibu kita dirumah. Tapi pernahkah kalian melihat lebih detil sosok ibu kalian?
Bagaimana ibu kita mengatur jalannya armada keluarga agar tetap berjalan dengan baik, seperti mengatur keuangan keluarga dalam pembukuan, pengeluaran dan pemasukan keluarga untuk kebutuhan sehari-hari, pendidikan, lebaran, tabungan, asuransi, dll. Ditambah lagi mendidik kalian di rumah lalu menenangkan ayah kalian yang kadang pulang kerja lesu entah ada masalah dalam pekerjaan ataupun karena capek. Oh men! Kalau kalian bisa melihat detil itu tekad kalian untuk berwirausaha mandiri akan bulat dan menggebu-gebu. Di awal aku mendirikan MUMU Food, ibu berpesan agar mempunyai pembukuan yang rapi. Untuk apa? Ya tentu kita tahu bahwa salah satu tiang utama perusahaan ada pada pembukuan keuangan yang baik disamping pemasaran dan produksi.

That is my MOM☺
So than My Dady😍 is my Hero!
Foto ayah dan ibu M K Wiro
Ayah ibu yang menjadi motivasiku.

Ayahku adalah superheroku. Sosok gagah, bijaksana dan penuh dengan inspirasi. Ayahku tidak banyak berbicara. Tapi sekali bersuara semua orang mendengarkan, seksama.
Ayah mengajariku untuk menjadi pendengar yang baik dan menjadi manusia yang just do it! Apa yang kamu fikirkan apabila itu baik ya just do it!
Ditertawakan orang?
Bungkam mereka dengan karyamu!
Oh, dari tulisan ini aku baru sadar kenapa ayah dan ibuku bahagia dalam keluarga sederha ini. Ayah yang selalu sabar mendengarkan keluh-kesah ibu dan just do it ketika ibu butuh sesuatu, serta ibu yang selalu saja pandai untuk memotivasi ayah. Cieeee, kok aku jadi baper sendiri ya.💗
Ayah jarang berbicara ataupun memberi masukan-masukan kepadaku. aku juga bukan tipe anak yang suka sharing sesuatu. aku lebih suka mencontoh, mempelajari dan menyimpulkan. Dan apa yang aku perhatikan dan dapatkan adalah motivasi beliau untuk terus berani mencoba. Mencoba segala sesuatu dan menekuninya. Jika kamu cocok lanjutkan, tapi jika tak cocok pindah haluan. Usaha mati-matian ayahku menjalankan roda armada keluarga menjadi motivasiku untuk berwirausaha. Berawal dari ternak sapi diganti dengan ternak bebek lantas ganti lagi menjadi ternak ayam ditambah ternak kambing lantas diganti lagi ternak ikan, menjadi guru juga dan juga imam masjid, woooh kurang apa coba? Bukan masalah membanggakan ayahku, tapi inilah motivasi terbasarku. Kadang kita tidak sadar bahwa motivasi bisa kita dapatkan dari orang-orang terdekat kita. Dari apa yang bisa kita lihat dan dengarkan dari dia.
Dari ayah, aku belajar untuk tekun. Orang mempunyai banyak cadangan uang dan emas bukan karena mereka beruntung tapi karena mereka tekun. Orang mencapai strata 3 bukan karena mereka cerdas, tapi karena mereka tekun. Ayah mengajariku untuk tekun menjaalani sesuatu, berani mencoba segala hal dan menjadi pendengar yang baik. Laki-laki sejati banget. Laki-laki sejati yang tidak banya omong, menjadi pendengar yang baik, sandaran bagi banyak orang.
Kalau dibilang shakira di lagu Try Everything OST Zootopia, “....I wanna try everything, I wanna try eventought I could failed...”
Keluarga menjadi motivasi terbasar memulai berwirausaha. Jujur keluargaku adalah keluarga yang kaya. Kaya akan kesyukuran, kasih sayang, cinta, kebersamaan dan hal-hal indah lainnya. Keluargaku bukanlah keluarga yang suka jalan-jalan ataupun banyak momen bersama. Tapi jauh dari itu kebersamaan keluarga yang menjadi motivasiku ini adalah dalam doa-doa yang selalu kami panjatkan bersama setiap malam walaupun ribuan kilometer memisahkan. Cukup dengan doa-doa itu semua kerinduan terobati, semua semangat yang surut penuh kembali.
Ayah dan ibu selalu mendukung keputusan apa yang aku ambil. Kalupun ada keraguan dari mereka, aku akan dengarkan, mengiyakan dan meyakinkan. Dengan keyakinan ini lah motivasi datang bersama doa-doa mereka. Investasi jangka panjang pendidikan yang ayah dan ibu tekankan kepadaku, alhamdulillah bisa membuatku membedakan mana yang harus kujadikan prinsip dan mana yang bukan, mana yang harus kupegang erat dan mana yang harus aku lepaskan.
Si bungsu, panggil aja Zahro'
Muhammad Roni Yuafi, Adik Kedua



















Oh ya, selain ayah dan ibu yang super duper hebat, satu lagi motivasi dalam keluarga ini. Adalah adik-adikku. Yap jelas sekali, aku adalah anak sulung. Jejakku penting sebagai penunjuk arah masa depan mereka. Maka sebagai anak sulung aku tidak boleh gagal.
Doaku untuk mereka, 
“Ya Allah jadikanlah aku manusia yang sebaik-baiknya, berikan aku cobaan yang seberat-beratnya namun berikan aku kekuatan untuk menghadapinya agar kelak aku bisa menjadi kekuatan bagi adik-adikku. Jadikan mereka orang-orang yang jauh lebih baik daripaada hamba dalam segala hal”



Lanjut di part 2

Comments

Popular posts from this blog

Wajah-Wajah Angkatan 2014, Smart Generation.

Apa Bahasa Inggrisnya "Crot"?

Kondangan mulu, kapan dikondangin?