Membebaskan Tubuh Perempuan dari Penjara Media



NAMA                                    : Membebaskan Tubuh Perempuan Dari Penjara Media
VOLUME & HALAMAN     : Vol.15 No.2 Juli 2016
TAHUN                                  : 2016
PENULIS                               : Iswandi Syahputra
REVIEWER                           : Khotimatun Hasanah (Mhs Ahwal Syakhsiyah IAID Ciamis)
JUDUL PREREVIEW           :
TANGGAL                            : 8 Januari 2018

(untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah kesetaraan gender)

Kesetaraan Gender www.mkwiro.com


Abstrak
Kepentingan ideologis tersebut masuk melalui praktek konsumsi tanda pada tubuh. Kebutuhan tubuh terhadap berbagai konsumsi tersebut dirangsang melalui berbagai kenikmatan yang dijajakan oleh media.
Pendahuluan
Konsumsi adalah semua penggunaan barang dan jasa yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi tidak termasuk konsumsi, karena barang dan jasa itu tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pelaku aktivitas konsumsi disebut dengan konsumen, sedangkan penyedia nilai guna suatu barang atau jasa disebut produsen. Awalnya relasi antara konsumen dan produsen bersifat sejajar, karena aktivitas konsumsi menandakan adanya keselarasan produksi. Agar esensi manusia dapat direalisasikan dengan baik harus ada keselarasan antara produksi dan konsumsi. Pada sistem sosial feodal, produksi pada dasaranya adalah nilai guna untuk keperluan konsumsi.

Konsumsi Tanda
Pertama, budaya konsumer dilihat dari ekspansi produksi komoditas kapitalis. Akibatnya, terjadi peningkatan akumulasi budaya material secara luas dalam bentuk barang-barang konsumsi dan tempattempat untuk pusat-pusat pembelanjaan. Inilah yang menyebabkan tumbuhnya konsumtifisme. Kedua, perspektif budaya konsumer dilihat dari perspektif sosiologis. Perspektif ini menjelaskan bahwa kepuasan sosial seseorang dapat diperoleh melalui konsumsi barang-barang yang terstruktur secara sosial. Intinya, perbedaan sosial ditentukan oleh konsumsi barang. Ketiga, perspektif budaya konsumer dilihat dari perspektif kepuasan psikis seperti kesenangan/ kenikmatan emosional dari aktivitas konsumsi, hasrat atau khayalan budaya konsumer.

Body Image
Body image merupakan bagian konsep diri tentang bentuk fisik. Hal ini menekankan bahwa body image sesungguhnya bukan tentang bentuk tubuh, tetapi cara seseorang melihat dan mengevaluasi bentuk tubuhnya. Ini merupakan sebuah perspektif tentang konsep diri seseorang yang digunakan secara aktif menilai dan mengevaluasi tubuhnya. Kesadaran untuk menerima atau mengevaluasi tubuh menjadi aspek utama dari citra tubuh.
Faktor-faktor sosial, ekonomi, ekologi, dan budaya memang sangat berpengaruh terhadap konsep tubuh ideal yang dianut oleh masyarakat. Setiap kelompok masyarakat memiliki standar nilai yang berbeda untuk menentukan apa yang disebut menarik/tidak menarik, gemuk/kurus, tinggi/ pendek, kuat/lemah, cantik/jelek. Konsep tubuh ideal berkaitan juga dengan mitos-mitos kecantikan yang berlaku dalam masyarakat tersebut
Ketidaksesuaian menjadi salah satu hal yang diteliti di sejumlah negara dengan memilih sampel yang berbeda dari kelompok umur dan status sosial. Ketidakpuasan seseorang individu terhadap bentuk tubuhnya karena berbeda dengan konsep tubuh langsing sebagai tubuh ideal
Sampai di sini masalah yang kemudian muncul menjadi berlapis. Pertama, sebagai sebuah konsep body image dipengaruhi oleh banyak dimensi seperti yang sebelumnya dijelaskan. Kedua, konsep tubuh ideal juga dipengaruhi oleh banyak dimensi seperti ekologi dan budaya. Sehingga perbedaan konsep tubuh ideal tidak hanya terjadi karena faktor perbedaan invidu, sosial, budaya tapi juga berubah dan berbeda pada setiap waktunya. Bahkan konsep body image dan tubuh ideal juga berbeda pengaruhnya berdasarkan jenis kelamin dan usia. Body image umumnya lebih berhubungan dengan perempuan daripada lelaki. karena perempuan cenderung lebih perhatian pada penampilannya dibanding lelaki. Tidak hanya itu, sebab secara biologis tubuh perempuan berbeda dengan tubuh lelaki.
Tubuh yang Termediasi
Berbagai relasi dalam proses tersebut menandai berakhirnya otoritas manusia, terutama perempuan sebagai subjek yang otonom dan merdeka mengatur tubuhnya sendiri. Proses decenterd subject tersebut dalam kebudayaan menyebabkan runtuhnya ideologi tentang humanisme. Makna tubuh ideal dilumat oleh berbagai simulasi model yang dipilih sehingga melahirkan budaya hiper realitas
Pertama, tubuh merupakan komponen penting dalam pemahaman kita mengenai aspek sosial agama. Tubuh dipedulikan oleh seseorang yang menggunakannya, dan agama berbicara pada banyak masalah mengenai manusia yang berorientasi tubuh ini. Sebagian alasan mengapa tubuh kita penting bagi kita adalah bahwa kita dengan tegas mengidentifikasikan diri kita dengan tubuh kita. Kedua, tubuh itu penting sebagai material kenyataan. Dari tubuh kita adalah bagian dari membumikan pengalaman manusia kepada kenyataan. Sebagai materi kenyataan, tubuh manusia juga mengalami dengan jelas kondisi material keberadaan sosial.
Tubuh manusia juga berfungsi sebagai khalifah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Tubuh yang turut memikul tanggung jawab khalifah karena kemampuan tubuh dalam merekam berbagai aktivitas sehingga melahirkan habit. Di akhirat kelak, setiap anggota tubuh akan memberikan kesaksian tentang apa yang telah diperbuatnya selama hidup di dunia.
Disadari atau tidak, tubuh memiliki kemampuan merekam. Dengan otoritas dan kemampuan tersebut, tubuh dapat memberikan kesaksian di kemudian hari. Proses perekaman tersebut dilakukan melalui fungsi DNA (deoxyribonucleic acid) dan gen. DNA dan gen berfungsi sebagai perekam semua bentuk dan karakter/watak manusia. segala sesuatu, terkodekan dalam DNA hingga bagian-bagiannya yang terkecil. Setiap informasi yang ada berasal dari suatu sumber kecerdasan yang menjadikannya ada.

Kesimpulan
Tubuh perempuan yang dipenjara adalah tubuh sebagai objek dalam industri media. Sebagai objek, tubuh adalah pasar tempat berlangsungnya berbagai transaksi komoditas. Transaksi tersebut terwujud dalam bentuk praktek berbagai konsumsi tanda bagi tubuh. Karena yang dikonsumsi adalah tanda bukan barang, tubuh menjadi arena pertarungan ideologis bagi berbagai kepentingan.
 

Comments

Popular posts from this blog

Wajah-Wajah Angkatan 2014, Smart Generation.

Apa Bahasa Inggrisnya "Crot"?

Kondangan mulu, kapan dikondangin?