Mendidik Anak Menjadi Pribadi yang Amanah.
Oleh: Moh. Rizal Prasetya Mulyadi
Mahasiswa PAI UIN Maulana Malik Ibarahim Malang Semester 6
Banyak pejabat pemerintah, anggota dewan, dan lainnya menjadi pesakitan akibat tindak kejahatan serta tindak kriminal lainnya, terutama korupsi, karena tidak ada lagi didalam diri mereka pribadi amanah. kendatipun mereka adalah orang-orang yang mayoritasnya berpendidikan tinggi dan memiliki kapasitas intelektual yang diakui bahkan tidak diragukan, tapi yang sangat disayangkan mereka miskin kejujuran dan amanah.
Bila melihat banyaknya kasus yang di publikasikan dan diangkat oleh sosial media, tidak berlebihan bila disimpulkan bahwa amanah sudah benar-benar menjadi barang yang sangat langka. Karenanya, orang tua dan para pemangku pendidikan harus menaruh perhatian besar terhadap persoalan ini. Amanah harus menjadi bagian dari materi ajar yang dilengkapi latihan-latihan praktis sejak dini.
"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu sedangkan kamu mengetahui (akibatnya)." (QS. Al-Anfaal 27).
Amanah merupakan sifat yang sangat mulia. Ia merupakan perintah, sebagaimana difirmankan Allah dalam ayat di atas.
Amanah serta sifat-sifat yang menyertainya seperti jujur, tepat janji, dan tidak berkhianat merupakan dasar dari segala bentuk tanggung jawab. Amanah adalah modal bagi seseorang di dalam hidup bermasyarakat, berorganisasi, dan bernegara. Dan atas dasar amanah ini pula manusia tercipta ke dunia, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 72, yang artinya:
“Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk mengemban amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”
Amanah merupakan salah satu karakter yang harus menjadi ciri khas kualitas kepribadian seseorang, karena seseorang tidak hanya dilihat dari penampilannya saja melainkan tingkah lakunya serta cara bersosialisasinya dalam kehidupan bermasyarakat. Orang yang amanah akan dimuliakan dalam hidupnya di dunia dan juga dimuliakan di akhirat.
”Dan orang-orang yang memelihara amana-amanat (yang dipikulkan) dan janjinya...mereka itu kekal di syurga lagi dimuliakan.”(QS. Al-Ma’arij 32 dan 35).
Amanah merupakan sifat para nabi yang diutus Allah kepada kaumnya. Nabi Musa AS dikenal sebagai pribadi yang memiliki fisik yang kuat serta memiliki kualitas pribadi yang baik dalam hal amanah.
”Salah satu dari wanita itu berkata: Ayah, ambillah ia sebagai seorang yang bekerja, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja ialah yang kuat lagi dapat dipercaya.”(QS. Al-Qashash:26)
Begitu pula Rasulullah SAW, sejak belia sekali sudah dikenal ditengah masyarakat Mekah sebagai al-Amin (orang yang amanah). Semua orang Quraisy sepakat memberi julukan Al-Amin kepada beliau karena kejujuran dan komitmennya dalam menjaga kepercayaan yang diberikan orang lain kepadanya.
Persoalannya, membangun pribadi yang amanah tidaklah mudah. Perlu proses yang berkesinambungan agar sifat ini menjadi bagian yang melekat dalam kepribadian anak. Pendidikan amanah dilakukan tidak hanya dengan mengajarkan materi amanah sebagai unsur kognitif. Amanah harus menjadi pendidikan amaliyah/praktis yang dimulai dari ruang lingkup terkecil dalam masyarakat, yaitu lingkungan keluarga, lalu masyarakat dan seterusnya.
Pembentukan pribadi amanah ini tidak bisa dilakukan dengan cara paksa. Bagi para pendidik tanamkan serta bentuklah sebuah pengajaran amaliyah yang mendoktrin serta membentuk mindset anak, maka dengan sendirinya sifat ini akan melekat dengan sendirinya. Dan unsur terpenting yang dibutuhkan anak dalam proses pembentukan pribadi amanah ini adalah uswatun hasanah (contoh yang baik) yang kembali kepada para diri pendidik.
Pada akhirnya, kita harus menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang tidak menginginkan serta menghendaki pribadi yang amanah. Setiap orang wajib memiliki sifat amanah dan berkomitmen menjalankannya. Semoga orang tua dan para pendidik dapat mencetak pribadi-pribadi yang amanah dalam tubuh umat yang diharapkan dapat mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik bahkan sebaik-baiknya bangsa sehingga dapat mengakselerasikebangkitan umat.
Comments
Post a Comment