MUMU #2; Ketika Aku dan MUMU Bertemu.

Assalamualaikum

Alhamdulillah ana baik baik aja kok,
Kali ini ana mau cerita awal ana sama MUMU ketemu. Seperti yang ana bilang sebelumnya, ana sama MUMU ketemu pas ana kelas 3 KMI. Lebih tepatnya waktu liburan kelas 3. MUMU inilah yang mengenalkanku dengan dunia tulis-menulis yang indah ini. Kelas 3 adalah masa-masa ketika tangan ini banyak berkarya ditulisan. Dimana-mana ana nulis dan bahkan sampai bisa bikin novel sendiri dari tulisan tangan.
Nah sadar kalau ana punya passion disana, beberapa hari sebelum liburan ana nelfon orang tua dan bercerita tentang passion dan beberapa prestasi ana yang kebetulan menang lomba juga di pondok wuiiih kereeen.
Dan sehari, malam ana sampai rumah dan besok paginya MUMU langsung datang dihadapanku.
Kalau inget masa itu entahlah ana harus berkata apa dan hanya bisa bersyukur bisa bertemu dengan MUMU.
Seminggu berlalu dengan cepat dan ana terlena dengan game (dasar gamer!) baru dech ketika ibuk ngomel-ngomel soal passion yang ana ceritain, baru ana pasang niat buat nulis lagi. Bisa kalian bayangkan selama sebulan kerjaan ana cuma di dalam kamar nulis sama MUMU, kalau bosen nonton film, kalau bosen lagi, iseng-iseng ngedit foto sama video.

Dan alhamdulillah semuanya bisa berbuah positif. Novel yang ana impikan selesai dan bisa ana nikmati sendiri (karena belum keterima di penerbit, ha ha ha, maklum lach namanya juga newbe), skill design juga bertambah, editing video ya bisa dikatakan cukuplah di zaman itu. Pokoknya thanks banget lach buat MUMU yang selalu nemenin. Juga buat orang tuaku yang mempertemukan kami. Ya semoga nanti bisa mempertemukan aku dengan MUMU yang a*** (eits, itu kita bahas nanti soal...ha ha ha)

Kalau mengingat masa awal ketemu MUMU, ana selalu semangat dan ingin lagi banyak berkarya. Itu adalah masa ketika ana mampu fokus dan betul-betul bertekad. Ana sadar kalau ana mampu dan ana yakin kalian pasti juga punya masa itu. Masa ketika kalian merasa begitu berhasil setelah lelahnya perjuangan panjang. 
Intinya, kalau kalian punya tekad usahakan barengi dengan sesuatu yang real sebagai motivasi. Contoh kecilnya adalah foto orang tua. Darisana akan selalu terngiang cita-citanya. Dan adakalanya kita akan sampai pada titik jenuh alias merasa bosan dengan apa yang kita kerjakan. Ana kira itu hal yang wajar aja kok, toh semua manusia juga seperti itu. Lantas bagaimana? Kalau kalian jenuh terus menerus ya itu gak wajar. Makanya itu gunanya benda motivasimu disitu.
So ini kisahku dengan MUMU yang selalu menyemangatiku.
Aku tuggu kisah kalian dengan MUMU kalian.

Wassalamualaikum.

Comments

Popular posts from this blog

Wajah-Wajah Angkatan 2014, Smart Generation.

Apa Bahasa Inggrisnya "Crot"?

Kondangan mulu, kapan dikondangin?